Nilai Kepribadian
Kepribadian
itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan
jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang
menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan
teori, penelitian dan pengukurannya.
MAY
mengartikan keperibadian sebagai “Personalitiy is a social stimus
value”. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain.
Jadi bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, itulah kepribadian
kita.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun
kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya
sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi,
terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik.
Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan
kecenderungan yang bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
Ditandai
adanya kecenderungan Trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh
dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya.
Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap
asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi
menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja
tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda
asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau
menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
2. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
Ditandai
adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai
batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk,
berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh
orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu
dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau
persetujuan dari orang tuanya.
3. Masa pra sekolah (Preschool Age)
Ditandai
adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah
memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia
terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak
tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan.
Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah,
dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
4. Masa Sekolah (School Age)
Ditandai
adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari
perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif
mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk
mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di
pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya
kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan.
Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5. Masa Remaja (adolescence)
Ditandai
adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan
ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan
yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan
identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan
memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat
ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan
identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia
kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara
kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka
sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing
anggota.
6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood)
Ditandai
adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya,
individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada
masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai
selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang
tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk
membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang
akrab atau renggang dengan yang lainnya.
7. Masa Dewasa (Adulthood)
Ditandai
adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya
masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari
perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas,
kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat.
Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia
tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga
tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau
mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
8. Masa hari tua (Senescence)
Ditandai
adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu
telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji
dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah
mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir.
Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan
dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan
untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa.
Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan
karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga
keputusasaan acapkali menghantuinya.
Dari difinisi tersebut ada beberapa unsur yang perlu dijelaskan, yaitu sebagai berikut:
Organisasi
dinamis, maksudnya adalah bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan
berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan
sebagai komponen kepribadian.
Psikofisis,
ini menunjukan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata material fisik),
tetapi merupakan perpaduan kerja antara Aspek psikis dan fisik dalam
kesatuan kepribadian.
Istilah
menetukan, berarti bahwa kepribadian mengandung
kecenderungan-kecenderungan menentukan (determinasi) yang memainkan
peran aktif dalam tingkah laku individu. Kepribadian adalah sesuatu
dalam melakukan sesuatu. Kepribadian terletak dibelakang
perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam individu. Dalam arti kepribadian
itu bukan hanya ada selama ada orang lain bereaksi terhadapnya, tetapi
lebih jauh dari itu mempunyai eksetensi real (keadan nayata), yang
termasuk di dalamnya segi-segi neural dan fisiologis.
Unique (khas), ini menunjukan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama.
Menyesuaikan
diri terhadap lingkungan, ini menunjukkan bahwa kepribadian mengantari
individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan psikologisnya,
kadang-ladang menguasainya. Jadi kepribadian adalah suatu yang mempunyai
fingsi atau arti Adaptasi dan menentukan.
Berdasarkan
penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian
sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) merupakan
suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu
yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian
secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Dari beberpa difinisi yang telah dibuat oleh mereka, maka dapat disimpulkan bahwa:
Kepribadian
itu merupakan suatu kebulatan, dan kebulatan itu bersifat kompleks,
sedang kekomplekskannya itu disebabkan oleh karena banyaknya
faktor-faktor dalam dan faktor-faktor lauar yang ikut menentukan
kepribadian itu. Paduan antara faktor-faktor dalam dan faktor-faktor
luar itu menimbulkan gambaran yang unik. Artinya tidak ada dua orang
yang memiliki kepribadian yang benar-benar sama persis.
Kepribadian
adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan
merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman
& Kanuk , 2000). Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan
bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk
didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan
orang lain..Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri
seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan
bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Dalam kepribadian
orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang selalu memberikan
energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan
kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah
seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri
seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap
paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Secara
praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola
perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon
konsumen untuk berbagai situasi.
Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu :
-Mencerminkan perbedaan individu
kepribadian
merupakan kombinasi pemikiran, perasaan dan perilaku, maka kepribadian
seseorang tidak akan pernah sama dengan yang lain sekalipun anak kembar.
Sehingga setiap konsumen tidak akam memberikan respon yang sama untuk
setiap stimuli pemasaran yang di sediakan konsumen. Bagi manajer
pemasaran, kepribadian dapat digunakan sebagai acuan untuk membagi pasar
dalam beberapa kelompok.
-Konsisten
kepribadian
memiliki keteraturan dan keseragaman perilaku. Intinya seseorang
bertindak dengan cara yang sama untuk berbagai situasi yang berbeda.
Meskipun kepribadian bersifat jangka panjang, namun perilaku yang Nampak
dapat bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan, social budaya,
psokologis dan situasional. Hal ini wajar karena kepribadian hanyalah
satu dari sekian banyak factor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
-Psikologis dan Fisiologis
Kepribadian
adalah konsep psikologis, namun para peneliti berpendapat bahwa
kepribadian juga dipengaruhi oleh proses biologis dan kebutuhan manusia.
-Akibat dari perilaku
Kepribadian
tidak saja mempengaruhi bagaimana cara konsumen bertindak dan merespon
lingkungan tetapi juga cara mana yang digunakan.
-Kepribadian dapat berubah
Dalam
beberapa situasi yang signifikan kepribadian dapat berubah. Seorang
perempuan yang baru melahirkan anaknya akan mengalami perubahan
kepribadian dari seorang gadis menjadi seorang ibu. Namun demikian
perubahan kepribadian ini akan berjalan bertahap.
-Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Misalnya
dalam situasi pembelian (pemenuhan kebutuhan), orang yang dogmatic
tidak akan seberani orang yang inovatif dalam membeli produk baru.
Sampai sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada produk dari
Negara tertentu yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi dan
memproduksi produk-produk yang berkualitas.
Personality seseorang, ditentukan oleh tiga hal yang saling mendukung satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan,yakni,
- · Genetik.Keturunan
- · Lingkungan, mulai dari budaya, lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan.
- · Situasi, kepribadian seseorang bisa berubah pada situasi-situasi tertentu.
TEORI KEPRIBADIAN
1 Teori Freud
Teori ini dibangun atas dasar pemikiran bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari, terutama dorongan seksual dan dorongan biologis lainnya, merupakan inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Didasarkan kepada analisisnya , Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yang saling mempengaruhi yaitu id, superego, dan ego.
Id dirumuskan sebagai “gudang” dari berbagai dorongan primitif dan impulsif berupa kebutuhan fisiologis dasar seperti rasa haus, lapar, dan seks yang diusahakan individu untuk segera dipenuhi, terlepas dari bagaimana cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.
Sedangkan superego dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode eti k yang berlaku di dalam masayarakat. Peran superego adalah menjaga agar individu tersebut memuaskan kebutuhan dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
Terakhir, yaitu ego, merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya sebagai p emantau dalam diri manusia yang berusaha menyeimbangkan tuntutan id yang impulsi f dengan kendala sosial buadaya atas superego.
Freud juga menekankan bahwa kepribadian individu dibentuk ketika ia mela lui beberapa tahap khas perkembangan bayi dan masa kanak-kanak. Tahap-tahap ini terdiri dari tahap oral, anal, phallic, laten, dan genital. Menurut teori Freud, kepribadian orang dewasa ditentukan oleh seberapa baik dia menghadapi krisis ya ng dialami selama melalui setiap tahap ini.
Para peneliti yang menerapkan teori psikionalitis Freud pada studi kepribadian konsumen percaya bahwa dorongan pada manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa para konsumen terutama tidak menyadari alasan mereka yang sebenarnya atas pembelian suatu jenis barang / jasa tertentu. Para oeneliti ini cenderung
memandang bahwa pembelian konsumen dan kepemilikan barang oleh konsumen sebagai
cerminan dari kepribadian individu yang bersangkutan.
2 Teori Kepribadian Neo-Freud
Penganut Neo-Freud percaya bahwa hubungan sosial menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian. Alfred Adler memandang manusia berusaha supaya
dapat mencapai berbagai sasaran yang rasional yang disebutnya gaya hidup. Dia juga banyak menekankan pada usaha individu untuk mengatasi perasaan rendah diri. Harry Stack Sullivan menekankan bahwa manusia terus menerus berusaha membangun hubungan yang berarti dan bermanfaat dengan orang lain. Ia terutama tertarik pada
berbagai usah individu untuk mengurangi tekanan, seperti kegelisahan. Karen Horney juga memfokuskan pada pengaruh hubungan anak-orang tua, dan keinginan individu untuk mengatasi perasaan gelisah. Horney mengemukakan bahwa para individu dikelompokkan ke dalam 3 golongan kepribadian sebagai berikut:
- Individu yang patuh adalah mereka yang ingin mendekati orang lain (mereka ingin disayangi, dibutuhkan, dan diharapkan.
- Individu yang agresif adalah mereka yang ingin menjauhi orang lain (mereka ingin mengungguli dan dikagumi)
- Individu yang ingin lepas adalah mereka yang ingin lepas dari orang lain yang dulu berhubungan dengan dirinya (mereka menginginkan kebebasan, kepracayaan diri, mencukupi kebutuhan sendiri, dan bebas dari kewajiban)
Banyak pemasar menggunakan teori Neo-Freud ini secar intuitif. Misalnya jika seorang pemasar ingin memposisikan produk mereka sebagai produk yang memberikan kesempatan menjadi bagian dan dihargai orang lain dalam lingkkungan kelompok / sosial tertentu, maka pemposisian produk tersebut berdasarkan pengggambaran karakterisitik individu yang yang patuh menurut Horney.
3 Teori Sifat
Teori sifat merupakan awal penting berpisahnya dari pengukuran kualitatif yang menjadi ciri khas gerakan pengikut Freud dan Neo-Freud. Orientasi Teori Sifat terutama bersifat kuantitatif / empiris. Teori ini memfikuskan pada pengukuran kepribadian menurut karakteristik psikologis khusus yang disebut sifat. Sifat didefinisikan sebagai cara yang khas dan relatif bertahan lama yang dapat membedakan seorang individu dari individu lain. Tes sifat kepribadian tunggal yang dipilih (yang hanya mengukur satu sifat) sering disusun terutama untuk dipakai dalam studi perilaku konsumen. Tes kepribadian
ini mengukur berbagai sifat seperti keinovatifan konsumen (seberapa besar kemauan seseorang untuk menerima berbagai pengalaman baru), materialisme konsumen (tingkat kecenderungan konsumen pada “kepemilikan duniawi”), dan etnosentrisme konsumen (kemungkinan konsumen untuk menerima/ menoilak berbagai produk buatan luar negeri). Para peneliti sifat telah menemukan bahwa biasanya lebih realistis mengharapkan kepribadian berhubungan dengan cara konsumen membuat pilihan mereka atas konsumsi golongan produk yang luas, bukan atas merk tertentu.
Teori ini dibangun atas dasar pemikiran bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari, terutama dorongan seksual dan dorongan biologis lainnya, merupakan inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Didasarkan kepada analisisnya , Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yang saling mempengaruhi yaitu id, superego, dan ego.
Id dirumuskan sebagai “gudang” dari berbagai dorongan primitif dan impulsif berupa kebutuhan fisiologis dasar seperti rasa haus, lapar, dan seks yang diusahakan individu untuk segera dipenuhi, terlepas dari bagaimana cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.
Sedangkan superego dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode eti k yang berlaku di dalam masayarakat. Peran superego adalah menjaga agar individu tersebut memuaskan kebutuhan dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
Terakhir, yaitu ego, merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya sebagai p emantau dalam diri manusia yang berusaha menyeimbangkan tuntutan id yang impulsi f dengan kendala sosial buadaya atas superego.
Freud juga menekankan bahwa kepribadian individu dibentuk ketika ia mela lui beberapa tahap khas perkembangan bayi dan masa kanak-kanak. Tahap-tahap ini terdiri dari tahap oral, anal, phallic, laten, dan genital. Menurut teori Freud, kepribadian orang dewasa ditentukan oleh seberapa baik dia menghadapi krisis ya ng dialami selama melalui setiap tahap ini.
Para peneliti yang menerapkan teori psikionalitis Freud pada studi kepribadian konsumen percaya bahwa dorongan pada manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa para konsumen terutama tidak menyadari alasan mereka yang sebenarnya atas pembelian suatu jenis barang / jasa tertentu. Para oeneliti ini cenderung
memandang bahwa pembelian konsumen dan kepemilikan barang oleh konsumen sebagai
cerminan dari kepribadian individu yang bersangkutan.
2 Teori Kepribadian Neo-Freud
Penganut Neo-Freud percaya bahwa hubungan sosial menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian. Alfred Adler memandang manusia berusaha supaya
dapat mencapai berbagai sasaran yang rasional yang disebutnya gaya hidup. Dia juga banyak menekankan pada usaha individu untuk mengatasi perasaan rendah diri. Harry Stack Sullivan menekankan bahwa manusia terus menerus berusaha membangun hubungan yang berarti dan bermanfaat dengan orang lain. Ia terutama tertarik pada
berbagai usah individu untuk mengurangi tekanan, seperti kegelisahan. Karen Horney juga memfokuskan pada pengaruh hubungan anak-orang tua, dan keinginan individu untuk mengatasi perasaan gelisah. Horney mengemukakan bahwa para individu dikelompokkan ke dalam 3 golongan kepribadian sebagai berikut:
- Individu yang patuh adalah mereka yang ingin mendekati orang lain (mereka ingin disayangi, dibutuhkan, dan diharapkan.
- Individu yang agresif adalah mereka yang ingin menjauhi orang lain (mereka ingin mengungguli dan dikagumi)
- Individu yang ingin lepas adalah mereka yang ingin lepas dari orang lain yang dulu berhubungan dengan dirinya (mereka menginginkan kebebasan, kepracayaan diri, mencukupi kebutuhan sendiri, dan bebas dari kewajiban)
Banyak pemasar menggunakan teori Neo-Freud ini secar intuitif. Misalnya jika seorang pemasar ingin memposisikan produk mereka sebagai produk yang memberikan kesempatan menjadi bagian dan dihargai orang lain dalam lingkkungan kelompok / sosial tertentu, maka pemposisian produk tersebut berdasarkan pengggambaran karakterisitik individu yang yang patuh menurut Horney.
3 Teori Sifat
Teori sifat merupakan awal penting berpisahnya dari pengukuran kualitatif yang menjadi ciri khas gerakan pengikut Freud dan Neo-Freud. Orientasi Teori Sifat terutama bersifat kuantitatif / empiris. Teori ini memfikuskan pada pengukuran kepribadian menurut karakteristik psikologis khusus yang disebut sifat. Sifat didefinisikan sebagai cara yang khas dan relatif bertahan lama yang dapat membedakan seorang individu dari individu lain. Tes sifat kepribadian tunggal yang dipilih (yang hanya mengukur satu sifat) sering disusun terutama untuk dipakai dalam studi perilaku konsumen. Tes kepribadian
ini mengukur berbagai sifat seperti keinovatifan konsumen (seberapa besar kemauan seseorang untuk menerima berbagai pengalaman baru), materialisme konsumen (tingkat kecenderungan konsumen pada “kepemilikan duniawi”), dan etnosentrisme konsumen (kemungkinan konsumen untuk menerima/ menoilak berbagai produk buatan luar negeri). Para peneliti sifat telah menemukan bahwa biasanya lebih realistis mengharapkan kepribadian berhubungan dengan cara konsumen membuat pilihan mereka atas konsumsi golongan produk yang luas, bukan atas merk tertentu.
Idealnya
seseorang akan memiliki kepribadian yang tidak jauh beda dengan
leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan atau
situasi tertentu, bukan tidak mungkin kepribadiannya berbeda dengan ciri
keperibadian keluarganya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu :
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong
Tipe
kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai,
mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan
membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para
pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang
produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis
Orang
tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri
sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan
menghindari citra
5. Pengamat
Orang
tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan
alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta
menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6. Pencemas
Orang
tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa
diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang
Tipe
7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan
hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari
derita dan
8. Pejuang
Tipe
pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri
sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan
lemah.
9. Pendamai
Para
pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu
dengan orang lain dan menghindari konflik.Kepribadian adalah organisasi
yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian
dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan
dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi,
otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan
beradaptasi Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal
yang perlu diuraikan yakni :
1.
dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan
oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan
tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3.
psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya
bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Kepribadian
memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi
atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu tersebut
(bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya
(bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain
(bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan
konsep diri pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. kemantapan emosional
suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang,
bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh
(negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
Gaya Hidup
Gaya
hidup merupakan sebuah penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang
berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut
Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara
kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam
bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh karena itu banyak
diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global
dan lain sebagainya.Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu
yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup
adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang
dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan,
persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri.
Hawkins
(dalam Nugroho, 2002) yang mengatakan bahwa pola hidup yang berhubungan
dengan uang dan waktu dilaksanakan oleh seseorang berhubungan dengan
keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu keputusan langkah
selanjutnya adalah tindakan.
Gaya
hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan
bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian
bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada
pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Gaya
hidup menurut Hair dan McDaniel adalah cara hidup, yang diidentifikasi
melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat seseorang. Penilaian
gaya hidup dapat dilakukan melalui analisa psychografi. Psychografi
merupakan teknik analisis untuk mengetahui gaya hidup konsumen sehingga
dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik gaya hidupnya. Menurut
Kasali gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan waktu
dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat dan
opini-opininya.
Pendekatan
gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan
variabel-variabel Activity, Interest, Opinion, yaitu aktivitas, interes
(minat), dan opini (pandangan-pandangan). Menurut Setiadi sikap tertentu
yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu bisa mencerminkan
gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari apa yang
disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.
Gaya
hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan
bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian
bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada
pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Kasali menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi
perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi
seseorang.
Begitu
pula menurut Mowen dan Minor yang menyatakan bahwa penting bagi pemasar
untuk melakukan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi gaya hidup
melalui pola perilaku pembelian produk yang konsisten, penggunaan waktu
konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai aktivitas. Mowen dan Minor
menegaskan bahwa gaya hidup merujuk pada bagaimana orang hidup,
bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka
mengalokasikan waktu mereka. Hal ini dinilai dengan bertanya kepada
konsumen tentang aktivitas, minat, dan opini mereka, gaya hidup
berhubungan dengan tindakan nyata dan pembelian yang dilakukan konsumen.
Orang
yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat
mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan
pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan,
minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar
secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai kosnumen
yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi
perilaku konsumen.
Gaya
hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa
yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia
sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera
(selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku
pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan
untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
3. Jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok.
4. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
Hubungan keduanya dalam perilaku konsumen
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan
tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep diri pembeli..Konsumsi seseorang juga dibentuk
oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah
mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi
tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi
barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap
produk dan jasa tertentu.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi
pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang
dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan
dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).Gaya hidup
seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,
minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara
keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar