Minggu, 05 Januari 2014

Muda selalu diidentikkan dengan Gaul.
Dan gaul atau tidaknya dilihat dari mengikuti perkembangan media atau tidak. Semua selalu dikaitkan akan hal ini sosial media. Sosial media seolah menjadi tolok ukur gaul atau tidaknya seseorang. Semakin bnyak peminat, maka akan semakin banyak penawaran yang didiberikan ini sangat jelas. Terbukti ketika begitu 'Ngeboom' nya sebuah sosmed,maka  akan bermunculan sosmed yang lain.

Semakin kesini sosial media menjadi sarana untuk bicara,bercengkrama, atau bahkan menjalin cinta. Karena disini terbentuk suatu komunikasi yang lebih mengasyikkan.

Akantetapi pernah tidak kita merasakan, terlalu serunya kita dalam memainkan sosial media tersebut semakin kita berkurang komunikasi langsung kita. Komunikasi interaktif 'Face to face' atau pertemuan langsung antara keempat bola mata.

Sebuah fenomena pun terlihat.
Saat kita mengadakan pertemuan bersama, saat pertemuan itu terjadi kesibukkan masing dengan Hp ato Android. Lantas apa gunanya pertemuan jika masih asyik dengan aktifitas masing-masing dan mengabaikan orang yang dengan jelas ada di depan mata. Masalhnya keasyikan yang sudah melenakan ini tidak benar. Mau makan foto dulu lantas di posting, jalan ke mana update, atau jangan-jangan mau buang air pun update.

Sosial media adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk memudahkan dan mendukung untuk suatu hal, namun penggunaan yang berlebihan yang tidak dibenarkan. Hingga akhirnya akan terasa 'Jauh terasa dekat, dekat terasa jauh'.
Karena pada saat itu kita harus sadar dunia nyata kita teralihkan ke dunia maya.
Padahal di dunia maya kita tergantung pada Tuhan, sedangkan di dunia maya kita tergantung pada listrik dan power bank.

0 komentar:

Posting Komentar