Ya baru-baru ini ada sebuah kejadian yang sangat
mengherankan.
Sebuah pembunuhan yang dilakukan oleh sepasang
kekasih. Dan korban yang terbunuh adalah mantan dari sang lelaki. Dalam kasus
ini pelaku melakukan pembunuhan di dalam mobil. Yang mengherankan pelaku
melakukan berdua,dalam kondisi sadar. Beberapa fakta lainya adalah ketika
dilakukan penyidikan mereka berdua sempat melemparkan senyum ketika wartawan
mengambil gambar. Ditambah pelaku sempat berbelasungkawa terhadap kematian
korban.
Menyikapi masalah ini tentu banyak pihak heran
akan merasa heran. Belum lagi ternyata kedua pelaku dikenal sebagai orang yang
pendiam dan baik di mata warga sekitar.Dan pastinya hal ini akan mengundang
decak keheranan dari masyarakat di sekitar lingkungan mereka.
Jika di lihat dari sisi pelaku sebuah sakit hati
adalah ujung dari semuanya ini, perasaan cemburu dan kekecewaan yang sangat
dalam mennjadi motifnya. Memang tekadang ketika emosi memuncak segala hal akan
dilakukan. Dalam hal ini adalah urusah asmara,sebuah perasaan yang awalnya
cinta namun berakhir dengan derita. Jika kita mencoba memahami apa yang pelaku
rasakan memang tidak masuk akal jika saat ini kita coba menilainya. Akan tetapi
sebuah insting dam dorongan yang timbul dari pikiran pelaku menjadi nalar yang
membawa logika bagaimana merencanakan pembunuhan tersebut.
Apa yang pelaku lakukan sebuah pemikiran yang
berdasarkan nalar dengan akumulasi apa yang dia lihat dan pelajari sampai
usianya sekarang. Dan tanpa disadari hobi yang menurut kita biasa yaitu
menonton film,ternyata menjadi dasar dan patokannya untuk melakukan tindakan
tersebut. Karena diketahui memang si pelaku gemar menonton film yang berbau
sadis atau pembunuhan. Hal inilah yang memicu kejadian ini sebuah naluri untuk
membalas dan melampiaskan amarah.
Namun sudah pasti hal itu tidak benar. Proses
berpikir manusia tak hanya dengan mengandalkan naluri dan emosi seperti
layaknya hewan yang hanya bergerak berdasarkan naluri. Manusia memiliki akal
dan akal juga tidak sempit dengan logika. Dalam menyikapi masalah yang mungkin
sangat berat manusia yang sejati tak hanya memutuskan sesuatu berdasarkan
logika namun juga beberapa aspek lainnya. Mempertimbangakan salah benar, baik
buruknya dan pantas tidak pantasnya. Jika dalam penerapan kasus di atas,
kekecewaan adalah hal yang wajar namun tidak pengungkapan dan pembalasan bukan
lah hal yang benar untuk melampiaskannya.
Oleh sebab itu kita tak boleh hanya bertindak
atas dasar hati semata,memang hati adalah tempat yang suci. Namun beda halnya
ketika emosi sudah menguasai hati hanya akan menjadi tempat yang kotor. Tempat
bersarangnya benci dan nafsu berkuasa meski atas dasar cinta.